rodjetton.org Tingkat pengangguran pria usia produktif di Amerika Serikat terus meningkat, dengan banyak di antaranya yang tampaknya kehilangan motivasi untuk mencari pekerjaan. Data resmi menunjukkan bahwa pada bulan Agustus 2024, angka pengangguran untuk kelompok usia 25-54 tahun mencapai 3,4%. Ini menjadi perhatian serius karena usia produktif ini mencakup berbagai generasi, mulai dari Gen Z hingga Gen X.
Penurunan partisipasi angkatan kerja pria dalam rentang usia ini dianggap sebagai ancaman yang signifikan bagi perekonomian AS. Para ahli menekankan bahwa tren ini bukan hanya mengkhawatirkan dari sudut pandang ekonomi, tetapi juga dapat mempengaruhi sistem politik negara.
Salah satu faktor utama yang mendorong peningkatan jumlah pria yang terpental dari angkatan kerja adalah penurunan jumlah mereka yang melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi. Dampaknya, kelompok ini mengalami kesulitan dalam memasuki dan bertahan di pasar tenaga kerja.
Studi yang dilakukan oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa dalam satu dekade terakhir, jumlah pria muda yang mendaftar ke perguruan tinggi menurun, yang berkorelasi dengan peningkatan jumlah pria tanpa pendidikan tinggi yang keluar dari pasar tenaga kerja.
Sebelumnya, lulusan sekolah menengah dapat dengan mudah mendapatkan pekerjaan yang stabil. Namun, dengan adanya pertumbuhan yang didorong oleh teknologi dan persaingan global, terutama dari Tiongkok, banyak perusahaan manufaktur dan tempat-tempat yang sebelumnya sangat produktif kini menjadi sepi.
Tantangan ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah, dunia pendidikan, dan sektor swasta untuk mencari solusi yang dapat mengatasi masalah ini dan memastikan partisipasi angkatan kerja pria usia produktif dapat pulih dan berkontribusi secara maksimal pada perekonomian AS.