rodjetton.org – Han Kang, penulis asal Korea Selatan, meraih penghargaan Nobel Sastra 2024 berkat karyanya yang mendalam dan menggugah tentang perjuangan kemanusiaan. Novel Han, Human Acts, menjadi salah satu fokus perhatian karena menggambarkan dampak trauma kolektif dari darurat militer yang terjadi pada akhir 1970-an hingga awal 1980-an di Korea Selatan. Dalam pidatonya, Han tidak hanya berbicara tentang pencapaiannya tetapi juga menyoroti krisis politik yang sedang melanda negaranya.
Latar Belakang Penghargaan
Komite Nobel memuji kemampuan Han dalam menggambarkan sisi gelap sejarah Korea Selatan dengan bahasa yang puitis dan tajam. Human Acts menelusuri kejadian seputar Pemberontakan Gwangju, sebuah peristiwa di mana ribuan warga sipil berjuang melawan otoritarianisme. Dengan riset yang mendalam, Han membangun narasi yang menghubungkan trauma individu dengan dinamika sosial yang lebih luas.
Krisis Politik Korea Selatan
Han Kang menggunakan momen kemenangannya untuk menyoroti situasi politik terkini di Korea Selatan. Presiden Yoon Suk-yeol, yang sempat mempertimbangkan darurat militer beberapa waktu lalu, menghadapi gelombang kritik internasional dan domestik. Langkah ini memicu kekhawatiran akan kembalinya era otoritarianisme di tengah ketegangan sosial yang meningkat.
“Sejarah selalu berulang jika kita gagal belajar darinya,” ujar Han dalam pidatonya. Ia menegaskan pentingnya mendukung kebebasan berekspresi dan hak asasi manusia di Korea Selatan.
Reaksi Dunia Sastra dan Publik
Penghargaan ini mendapat sambutan hangat dari komunitas sastra global. Banyak yang memuji keberanian Han dalam menghadapi topik yang kontroversial. Namun, di Korea Selatan, opini publik terpecah. Sebagian memandang kritik Han terhadap pemerintah sebagai langkah berani, sementara lainnya menilai hal ini sebagai tindakan yang dapat memperburuk situasi politik yang sudah memanas
Harapan untuk Masa Depan
Han Kang berharap penghargaan ini dapat mendorong diskusi lebih luas tentang pentingnya demokrasi dan keadilan sosial. Ia juga menyatakan bahwa sastra memiliki kekuatan untuk membuka mata masyarakat terhadap realitas yang sering kali diabaikan.
Han Kang kini menjadi salah satu suara terpenting di dunia sastra, tidak hanya mewakili Korea Selatan tetapi juga memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal.