rodjetton.org Cianjur, Jawa Barat – Angin puting beliung melanda wilayah Cianjur pada Rabu sore, mengakibatkan puluhan rumah rusak. Kejadian ini terjadi setelah hujan deras disertai angin kencang mengguyur daerah tersebut sejak siang hari. Hingga saat ini, tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, dan relawan setempat terus melakukan pendataan dan evakuasi di lokasi terdampak.
Kepala BPBD Cianjur, Asep Supriatna, menjelaskan bahwa total rumah yang terdampak mencapai lebih dari 50 unit, dengan tingkat kerusakan bervariasi dari ringan hingga berat. “Kami masih terus melakukan pendataan. Selain rumah, beberapa fasilitas umum seperti sekolah dan tempat ibadah juga mengalami kerusakan,” ujarnya.
Menurut saksi mata, kejadian berlangsung cepat. “Angin datang tiba-tiba, berputar-putar, dan merusak atap rumah-rumah di sini. Kami langsung keluar rumah untuk menyelamatkan diri,” ujar Yanti, salah satu warga yang rumahnya mengalami kerusakan.
Korban dan Bantuan Meski tidak ada laporan korban jiwa, beberapa warga mengalami luka ringan akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Mereka telah mendapatkan pertolongan pertama dari petugas medis setempat.
Pemerintah Kabupaten Cianjur telah mengirimkan bantuan darurat berupa makanan, selimut, dan terpal untuk warga yang rumahnya tidak bisa dihuni sementara waktu. Selain itu, posko darurat telah didirikan di lokasi strategis untuk memudahkan koordinasi penanganan bencana.
Langkah Pencegahan BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk wilayah Jawa Barat, termasuk Cianjur, selama beberapa hari ke depan. Warga diimbau untuk tetap waspada dan mengamankan barang-barang penting di rumah mereka.
Pihak BPBD juga mengingatkan warga untuk mengenali tanda-tanda akan terjadinya puting beliung, seperti perubahan pola angin yang tiba-tiba, awan gelap berbentuk seperti corong, dan suara gemuruh.
“Kami mengimbau masyarakat untuk segera mencari tempat yang aman jika melihat tanda-tanda tersebut dan menghindari berada di dekat pohon besar atau bangunan tua yang berisiko roboh,” tambah Asep.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi masyarakat dan pemerintah untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, terutama di musim penghujan.